Haeeeeee..... lameu tak jumpa dan lameu tak bikin blog ini 'berantakan' dengan kalimat-kalimat gak mutu dari sayah. *apasih*. Eeerrrr... ternyata cukup lama gak mampir ke sini, terlalu sibuk dengan urusan duniawi. urusan duniamayai diacuhkan *iniopomeneh*.
Ya sutralah ya, gegara twitteran beberapa hari yang lalu nih, saya jadi punya niatan untuk mengeluarkan ke-soktau-an saya tentang yang namanya Ta'aruf Modern. Sepertinya ini ke-sotoy-an saya yang sangat parah, tapi biarlah. Bukan mbak whi' namanya kalau tidak sotoy. *benerinjilbab*.
Dalam agama saya, Ta'aruf memang dianjurkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Ta'aruf emang beda sih, sama yang namanya perjodohan. Sebenarnya sih awalnya hanya proses silaturahmi, bertamu selayaknya kebanyakan dari masyarakat yang ingin menjalin tali silaturahmi supaya tidak putus. Kedua keluarga bertemu untuk memperkenalkan masing-masing calonnya, sekali lagi ini bukan ajang perjodohan yaaaaa. Tujuannya sih supaya untuk memperkenalkan calon pasangan gitu, tapi gak ada unsur pemaksaan. Kalau dijodohkan itukan berarti dipaksa untuk suka dan mau menikah. Cara yang saya tahu sih, selain kedua keluarga bertemu untuk memperkenalkan calon masing-masing, ada juga dengan cara tukar foto. Cara tukar foto itu tetap saja yang melakukan adalah pihak keluarga, bukan si calon. Itu ta'aruf versi yang ada selama ini loh yaaaaa....
Nah berhubung jaman sekarang makin canggih dan tekhnologi kian maju, sistem ta'aruf pun menurut saya gak kalah canggih. Situs perjodohan kian banyak, sehingga memudahkan orang untuk memilih calon pasangannya sesuai kriteria. Tapi ya itu, namanya juga dunia maya, jadi gak bisa 100% dipercaya. Makin canggih jaman, makin canggih pula penipuan yang ada. Kalau agak ragu untuk mencoba situs perjodohan yang ada, kenapa gak mencoba dari socmed yang ada. Ya walaupun sama sih, gak boleh percaya 100% juga. Tapi setidaknya, masih bisalah disaring mana yang 'masuk akal' mana yang nggak.
Perkenalan lewat socmed itu menurut saya adalah cara yang akurat untuk mencari pasangan, ta'aruf modern. Kok gitu? Ya iyalah! Sekarang gini, kita kenal beberapa orang di socmed itu. Awal tahu mereka juga random, ya kan? Ada yang atas usulan dari teman, ada yang iseng-iseng kita cari sendiri berdasarkan feeling. Ada juga yang karna liat foto profil-nya ganteng/cantik, kemudian di-add, dan jadilah dia teman kita. Karena random itulah, makanya kita gak tahu. Mana yang bakalan akrab sama kita, mana yang nggak. Dari situlah ada yang sampai ke tahap tukar-tukaran no.hp atau tukar-tukaran pin bb segala. Pembicaraan yang ada pun kadang lebih intens dan lebih pribadi.
Yang namanya socmed, otomatis ruang lingkupnya luas. Ya kan? Nah, karena itulah, ada yang punya kenalan bahkan sampai akrab dengan orang yang sangat jauh. Beda pulau, atau bahkan sampai beda negara. Kalau kita liat di peta, semua nampak dekat *menurutnganawhi*, tapi pada kenyatannya ya jauh. Ngomongin tentang jarak, otomatis ngomong masalah ongkos *nnnggg...*. Jarak yang jauh mengharuskan kita lebih bisa memanfaatkan tekhnologi yang ada, untuk ngirit ongkos. Ya iyalah, bukan pelit atau perhitungan yaa. Tapi realistis!! Ya bayangin aja kalau kamu tinggal di Jakarta, sementara punya kenalan yang sudah akrab yang tinggalnya di Sumatra. Apa gak tongpes kalau seminggu sekali ketemuan? -.- Itulah kenapa ini saya namakan Ta'aruf Modern. Karena untuk saling tahu pribadi masing2 gak perlu harus ketemuan secara langsung, kalau tidak memungkinkan loh yaa.
Tidak sedikit orang yang kemudian menikah setelah menjalani proses ta'aruf modern ini, dan tidak sedikit pula yang tidak jadi :p. Tapi kalo menurut saya sih, kalau niatnya sudah baik, apapun akan lancar jalannnya. Jadi gimana, berminat untuk menjalani ta'aruf modern ini?
Tidak sedikit orang yang kemudian menikah setelah menjalani proses ta'aruf modern ini, dan tidak sedikit pula yang tidak jadi :p. Tapi kalo menurut saya sih, kalau niatnya sudah baik, apapun akan lancar jalannnya. Jadi gimana, berminat untuk menjalani ta'aruf modern ini?